Ujian Terbuka Lidya Tumewu

Aktivitas Antimalaria In Vitro Senyawa Kalkon Hasil Isolasi dari Ekstrak Diklorometana Daun Artocarpus sericicarpus F.M. Jarret (Peluntan) dan Studi In Silico pada Enzim Falcipain-2 Plasmodium falciparum

 

Lidya Tumewu

 

Upaya eradikasi malaria mengalami kendala terutama dengan terjadinya resistensi obat antimalaria yang digunakan saat ini. Kondisi ini mengindikasikan bahwa penemuan obat alternatif antimalaria menjadi kebutuhan yang mendesak. Berdasarkan pendekatan kemotaksonomi, Artocarpus sericicarpus dipilih untuk diteliti lebih lanjut sebagai sumber senyawa antimalaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa antimalaria dari ekstrak diklorometana daun A. sericicarpus melalui bioassay-guided isolation dan memprediksi target kerja senyawa pada falcipain-2 dari Plasmodium falciparum. Isolasi dilakukan dengan metode kromatografi dan identifikasi senyawa dilakukan berdasarkan data spektroskopi meliputi 1H, 13C, 2D NMR, HRESIMS, IR, dan UV. Laktat Dehidrogenase (LDH) assay dilakukan untuk menentukan aktivitas antimalaria dan prediksi target kerja pada falcipain-2 melalui penambatan molekuler in silico dengan PDB ID: 3BPF. Identifikasi keempat senyawa aktif antimalaria menunjukkan bahwa senyawa tersebut termasuk golongan dihidrokalkon, tiga dari empat senyawa tersebut merupakan senyawa baru yaitu senyawa (1), (2), dan (4) dengan nama Artoserichalcone A, artoserichalcone B, dan artoserichalcone C. Hasil uji aktivitas antimalaria menunjukkan senyawa (1) (Artoserichalcone A) dan senyawa (4) (Artoserichalcone C) termasuk dalam kategori antimalaria aktif sedangkan senyawa (2) (Artoserichalcone B) dan senyawa (3) (1-(2,4- dihidroksifenil)-3-(4-hidroksi-3-(3-metilbut-2-en-1-il)fenil)propan-1-one) adalah antimalaria moderat. Dari empat senyawa dihidrokalkon hasil isolasi, tiga diantaranya merupakan dihidrokalkon terprenilasi, yaitu senyawa (1), senyawa (3), dan senyawa (4). Senyawa (4) menunjukkan aktivitas terkuat dengan nilai IC50 sebesar 13,56 µM, disusul senyawa (1) dan senyawa (3) dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 16,90 µM dan 34,80 µM. Sedangkan senyawa (2) yang tidak mempunyai gugus prenil menunjukkan aktivitas paling lemah dengan nilai IC50 sebesar 63,01 µM. Senyawa terprenilasi menunjukkan aktivitas yang lebih kuat dibandingkan dengan senyawa yang tidak mempunyai gugus prenil. Penambatan molekuler secara in silico menunjukkan bahwa senyawa (1-4) dapat berikatan dengan situs aktif falcipain-2. Penelitian ini melaporkan empat senyawa dihidrokalkon aktif antimalaria yang diisolasi dari daun A. sericicarpus yang diprediksi sebagai inhibitor falcipain-2 melalui penambatan molekuler in silico.

 

Kata kunci: antimalaria, Artocarpus sericicarpus, kalkon, falcipain-2

Keywords :

Unduhan