Ujian Terbuka Dewi Susanti Atmaja

Pengembangan Sistem Farmakovigilans untuk Keamanan Penggunaan Obat Pasien Lansia Rawat Inap di Rumah Sakit (Penelitian di RSUD Ulin Banjarmasin)

Dewi Susanti Atmaja

Pelayanan kesehatan harus memberikan jaminan keamanan penggunaan obat melalui pemantauan terus menerus dalam penerapan sistem farmakovigilans. Populasi lanjut usia (lansia) merupakan populasi kekhususan yang lebih rentan mengalami reaksi merugikan karena penggunaan obat. Hal ini disebabkan perubahan fisiologis tubuh dan polifarmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem farmakovigilans di rumah sakit untuk menjamin keamanan penggunaan obat pasien, dengan fokus pada pasien lansia. Penelitian ini terbagi menjadi tiga tahapan. Metode penelitian tahap pertama yaitu survei deskriptif cross-sectional untuk menganalisis profil sistem farmakovigilans di RSUD Ulin Banjarmasin. Kemudian metode tahap kedua adalah small group discussion (SGD) dilakukan untuk mengidentifikasi solusi terhadap hambatan dan faktor yang diidentifikasi dalam penilaian sistem farmakovigilans pada tahap sebelumnya. Selain itu pada tahap kedua juga dilakukan evaluasi standar operasional prosedur (SOP) aktivitas farmakovigilans dengan metode SGD. Hasil yang diperoleh digunakan untuk mengembangkan sistem farmakovigilans yang diterapkan pada tahap ketiga. Sebelum mengimplementasikan tahap ketiga,diberikan intervensi pelatihan dan sosialisasi terkait farmakovigilans kepada tenaga kesehatan dan edukasi kepada keluarga pasien lansia mengenai efek samping obat (ESO). Tahap ketiga merupakan pengimplementasian aplikasi “PoSt” yang dikembangkan dari hasil penelitian tahap pertama dan kedua. Aplikasi “PoSt” digunakan untuk menunjang pelaksanaan aktivitas farmakovigilans. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan farmakovigilans telah dilakukan, meskipun belum mencakup seluruh aspek secara komprehensif. Lima tema besar yang memerlukan perbaikan: unit (pelaksana) kegiatan farmakovigilans; melaporkan kegiatan farmakovigilans; kegiatan pemantauan pengobatan, analisis ketidakefektifan obat, dan analisis kesalahan pengobatan; persepsi mengenai pelatihan farmakovigilans; dan kesadaran akan aktivitas farmakovigilans. Penerapan pengembangan sistem farmakovigilans meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku, dan kolaborasi interprofesional antar tenaga kesehatan. Hal ini juga memfasilitasi identifikasi trigger dan deteksi adverse drug reactions (ADR), potential inappropriate medications, potential prescription omissions, dokumentasi laporan ADR, dan kesalahan pengobatan. Penelitian ini juga mencatat peningkatan pengetahuan dan sikap di kalangan keluarga pasien lansia mengenai ESO. Sistem farmakovigilans berhasil dikembangkan di rumah sakit untuk menjamin keamanan penggunaan obat dan mengoptimalkan terapi pasien. 

Kata kunci: Adverse Drug Reactions, Pasien Lansia, Rumah Sakit, Sistem Farmakovigilans


Unduhan